You need to enable javaScript to run this app.

Studi Sehari LPPM STIE Karya: Melihat Pertumbuhan UMKM selama Turnamen Golo Meni Cup II

Studi Sehari LPPM STIE Karya: Melihat Pertumbuhan UMKM selama Turnamen Golo Meni Cup II

Penulis : 

*Yohanes Mario Vianney, SS.,MM (Dosen Program Studi Manajemen)

*Koordianus Larum, S.Ak.,M.Ak (Dosen Program Studi Akuntansi)

 

“Ada dua agenda besar dibalik tunamen ini, Pertama; mengembangkan minat dan bakat olahraga dari masyarakat Desa, Kedua, meningkatkan pertumbuhan Ekonomi melalui ketersediaan ruang jual bagi pelaku UMKM”

(Paulus Darman;Kepala Desa Golo Meni)

 

Pada Selasa, 07 Mei 2024, LPPM STIE Karya berkesempatan melakukan studi sehari di Desa Golo Meni dengan agenda melihat pertumbuhan UMKM Desa Golo Meni selama turnamen Golo Meni Cup II Tahun 2024. Dengan melakukan wawancara terhadap Aparatur Desa dan pelaku UMKM, LPPM STIE Karya memperoleh input informasi yang kemudian akan disampaikan dalam tubuh tulisan ini.

Gambaran Umum Desa Golo Meni

Desa Golo Meni merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Aksesibilitas ke desa ini bisa bervariasi tergantung pada infrastruktur jalan dan kondisi geografis, yang umumnya berbukit-bukit dan bergunung-gunung. Jarak tempuh dari kota Ruteng 35 KM dengan estimasi perjalanan 45 Menit sampai dengan 1 Jam 10 Menit. Ekonomi desa ini sebagian besar berbasis pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Penduduk desa cenderung mengandalkan kegiatan pertanian tradisional, seperti kopi, padi, jagung, dan umbi- umbian. Beternak sapi, kambing, atau hewan lain menjadi pilihan dan mengembangkan budidaya ikan air tawar juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat setempat. Desa Golo Meni memiliki infrastruktur dasar seperti jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan tingkat dasar. Selain itu, Desa ini menyediakan sarana olahraga berupa lapangan sepak bola yang terletak ditengah desa dan dapat diakses oleh semua warga desa [1].

Dalam hal pendidikan, desa ini memiliki PAUD, sekolah dasar, menengah pertama, dan menegah atas. Tercatat bahwa Desa Golo Meni memiliki 1 Puskesmas, 1 Sekolah Menengah Atas, 2 Sekolah menengah Pertama, 4 Sekolah Dasar, dan 2 PAUD. Untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi, mungkin memerlukan perjalanan ke wilayah yang lebih besar. Demikian pula, fasilitas kesehatan biasanya berupa puskesmas atau posyandu yang menyediakan layanan kesehatan dasar. Secara keperintahan, Desa Golo Meni berada di bawah wilayah administrasi Kabupaten Manggarai Timur. Saat ini Desa Golo Meni dipimpin kepala Desa, Bapak Paulus Darman dan dibantu beberapa kaur kepemerintahan dalam menjalankan program pemerintah Desa maupun program Pemda dan Pemerintah Pusat. Jumlah Kepala Keluarga di Desa ini 746 KK dengan rata-rata bermata pencaharian petani, peternak, dan pekebun [2].

Konteks Studi

Menarik untuk dicatat bahwa dalam fakta penduduk yang sibuk bertani, berkebun, beternak, dan budidaya ikan tawar, sebagian kecil masyarakat memilih fokus mengembangkan usaha mereka, menjual berbagai macam keperluan dasar masyarakat seperti sembako, pakaian, elektronik, makanan ringan, hasil kerajinan kebudayaan seperti kain, tas, topi, selendang, dan lain sebagainya. Upaya ini sebetulnya mengafirmasi apa yang disebut Antony Giddens sebagai ‘kesejahteraan positif’ 3] bahwa masyarakat Golo Meni memiliki kesadaran untuk mempertahankan kehidupannya dalam dan melalui berbagai aktivitas yang menghasilkan keuntungan. Persis dalam konteks ini LPPM STIE Karya memberikan perhatian; menelisik lebih dalam terkait upaya masyarakat kecil ini menumbuhkembangkan usaha mereka melalui giat berUMKM.

(Aktivitas Wawancara salah satu pelaku UMKM. Foto : LPPM)

Pertumbuhan UMKM Desa Golo Meni sebetulnya masuk dalam agenda besar pemerintah Desa. Dengan demikian, selain menyediakan pasar, pemerintah juga mengadakan giat Turnamen Golo meni Cup yang pada tahun ini menjadi giat yang kedua.

Turnamen Golo Meni Cup II merupakan giat olahraga yang mengakomodir begitu banyak elemen masayarakat. Turnamen ini menjadi momen mempertemukan banyak orang dari berbagai latar belakang dan dengan berbagai tujuan. Menarik untuk dicatat bahwa turnamen ini menjadi daya dukung bagi pertumbuhan UMKM. Mengapa demikian? Sekurang-kurangnya tiga alasan yaitu; Pertama Pemerintah Desa memahami dengan sangat baik bahwa giat turnamen ini berpotensi mengumpulkan banyak orang dari berbagai tempat. Selain datang mendukung kesebelasan tim dari desa sendiri, mereka juga berpeluang besar mengeluarkan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam waktu yang relatif singkat seperti membeli makanan ringan, membeli bakso, membeli minuman, jajanan lainnya, pakaian, topi, sepatu, kacamata, perlengkapan elektronik, dan lain sebagainya. Giat Turnamen ini kemudian kita sebut sebagai ajang untuk merangsang masyarakat untuk menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka.

Kedua, dalam bahasa perilaku konsumen Desa sebetulnya melakukan pengendalian dengan mengadakan giat turnamen agar mengarahkan aktivitas konsumen untuk melakukan pembelian. Fokus masyarakat memang tertuju pada giat turnamen namun eksistensi mereka sepanjang menyaksikan laga di turnamen sangat bergantung pada apa yang mereka belanjakan saat itu. Contoh; penonton yang perokok akan menikmati pertandingan dengan menikmati rokoknya dan membagikan rokok tersebut pada sahabat atau siapapun yang dikenalnya. Jika dia tidak membawa rokok maka dia akan membeli rokok tersebut di UMKM sekitranya. Contoh lain, masyarakat yang datang dari Desa tetangga dan tahu bahwa turnamen hanya dilakukan sekali setahun akan membeli apapun yang disukai untuk kemudian dibawa pulang ke rumah. Asumsinya demikian; selagi ada turnamen, belanja saja dulu. Biaya akan semakin besar jika berbelanja di pusat kota. Jika rata-rata masyarakat memiliki pola demikian maka UMKM sebetulnya hadir dalam konteks masyarakat yang kondusif.

(Situasi sekitar Lapangan Golo Meni. Foto : LPPM)

Ketiga, Turnamen ini menjadi ajang mengaktualisasikan diri. Dalam paradigma Maslsow [4], kebutuhan ini adalah konsekwensi dari upaya dari motivasi untuk menunjukan eksistensi diri. Giat turnamen golo meni Cup II adalah giat aktualisasi diri, baik dari peserta maupun dari penoton yang terlibat (selalu ada potensi meskipun tidak konsisten). Saya kira, beragam bentuk aktualisasi diri dapat terbaca dengan muda. Contoh; masyarakat golongan muda menjadikan ajang ini sebagai momen menemukan dan atau merawat jodohnya. Jika ia membawa pasangan maka ia harus membeli makanan atau minuman atau hal lainnya untuk merawat hubungan mereka. Contoh lain, bagi tim, mereka membutuhkan sumber daya untuk menjaga stamina seperti susu, air mineral, makana ringan, dan lain sebagainya.

Seperti Apa Dampak Turnamen pada pertumbuhan UMKM?

Dampak giat turnamen Golo Meni Cup secara teoritik sudah terlihat. Bagaimana dari sisi praktis? Dalam studi ini ditemukan fakta bahwa jumlah UMKM yang aktif dalam giat ini sebanyak 34 kelompok. 34 UMKM ini adalah UMKM yang berasal dari Desa Golo Meni, sementara itu, 5 UMKM berasal dari Desa lain. Dalam perencanaan dan pelaksanaanya, Pemerintah Desa menetapkan iuran tempat dan bangunan RP. 100.000/Meter/UMKM. Dana ini sebagai pemasukan tambahan untuk giat turnamen [5].

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dampak finansial UMKM sangat siginfikat selama giat turnamen ini. Omset per hari yang dihasilkan oleh pelaku UMKM atas penjualan rata-rata sebesar Rp. 350.000 dan rata-rata total biaya operasional sebesar Rp. 150.000 [6]

Berdasarkan data diatas dapat dapat diketahui Profit yang diperoleh Pelaku UMKM dengan persamaan sebagai berikut:

Profit = Omset Total Biaya Operasional

Profit = 350.000 – 150.000

= 200.000 per hari

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Profit yang diperoleh pelaku UMKM sebesar Rp.

200.000 per hari. Pelaksanaan Turnamen Golo meni Cup II dilaksanakan selama satu bulan (30 hari) jadi selama turnamen berlangsung maka dapat diketahui profit dari setiap pelaku UMKM sebagai berikut:

Profit     = 350.000 * 30 hari – 150.000 * 30 hari

Profit     = 10.500.000 – 4.500.000

= 6.000.000

Hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Profit yang diperoleh pelaku UMKM atas terlaksananya turnamen Golo Meni Cup II sebesar Rp 6.000.000. Profit bersih yang diperoleh adalah Rp. 5.900.000 (Total Omset-Iuran Bulanan). Secara holistik, giat turnamen ini menunjukan fakta perputaran uang sebesar Rp. 200.600.000 (Dua Ratus Juta Enam Ratus Ribu Rupiah). Jumlah ini belum terhitung dana lain yang tidak termasuk dalam studi ini.

Harapan ke depan?

Setelah berdiskusi dengan sebagian pelaku UMKM dan masyarakat, beberapa harapan yang tercatat adalah, pertama, Giat Turnamen ini harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan (sustainable) sehingga harapan masyarakat untuk fokus pada usaha mereka juga terbentuk. Kedua, Giat turnamen ini harus melibatkan banyak pihak. Jika TIM yang terlibat saat ini hanya 58 Tim maka Pemdes harus mengakomodir lebih banyak Tim di masa yang akan datang. Semakin banyak Tim semakin banyak pula uang yang akan berputar. Ketiga, pemdes harus terbuka dengan lebih banyak UMKM baik dari Desa Golo Meni maupun dari Desa lain sehingga selain menjadi ruang beraktivitas membeli dan menjual, turnamen juga menjadi ruang berbagai sesama pelaku usaha dan menemukan mitra untuk bekerja sama. Keempat, Pemdes perlu memikirkan bentuk turnamen yang lain selain sepak bola sehingga euforia masyarakat akan meningkat.

 

Sumber :

[1]. Dokumen Profil Desa Golo Meni [2]. Dokumen Profil Desa Golo Meni

[3]. Abraham H. Maslow Motivation and Personality. 1654: Harper s Row

[4]. Abraham H. Maslow. Toward a Psychology of Being. 1662: Van Nostrand

[5]. Wawancara 34 UMKM dan 10 perwakilan masyarakat Desa Golo Meni

[6]. Wawancara 34 UMKM dan 10 perwakilan masyarakat Desa Golo Meni

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Bonefasius Berdi, S.P.,MM

- Ketua -

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Karya hadir dalam rangka memberikan ruang bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan kehidupan yang layak....

Berlangganan
Banner