You need to enable javaScript to run this app.

Mereka adalah Sesamaku: Aksi Sosial Kemanusiaan Mahasiswa STIE Karya Ruteng terhadap Masyarakat Flores Timur yang Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Mereka adalah Sesamaku: Aksi Sosial Kemanusiaan Mahasiswa STIE Karya Ruteng terhadap Masyarakat Flores Timur yang Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi di Flores Timur baru-baru ini telah membawa dampak luar biasa bagi masyarakat sekitar. Bencana alam ini tidak hanya merusak kehidupan fisik, tetapi juga menimbulkan trauma emosional dan sosial bagi banyak orang. Dalam menghadapi bencana semacam ini, tanggung jawab sosial menjadi sangat penting, dan itulah yang ditunjukkan oleh mahasiswa STIE Karya Ruteng. Melalui aksi sosial kemanusiaan, mereka tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap sesama, tetapi juga menghidupi nilai-nilai kemanusiaan yang mengikat setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.

Dalam pandangan filsafat, aksi sosial ini bisa dilihat sebagai bentuk dari ethos kemanusiaan yang mendalam. Filosofis ethos berasal dari kata Yunani yang berarti "karakter" atau "sifat", yang menggambarkan kualitas moral seseorang. Dalam konteks ini, tindakan mahasiswa STIE Karya Ruteng mencerminkan ethos sosial yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk peduli terhadap sesama, terutama di saat-saat penuh kesulitan. Mereka tidak hanya tergerak oleh rasa empati, tetapi juga oleh panggilan moral untuk membantu mereka yang terdampak bencana, sebagai manifestasi dari konsep "kesetaraan kemanusiaan" yang dijunjung tinggi oleh banyak ajaran filsafat.

Salah satu sumber filsafat yang relevan dalam memahami tindakan ini adalah filsafat kasih yang diajarkan oleh para pemikir seperti Emmanuel Levinas. Levinas berpendapat bahwa manusia secara esensial dipanggil untuk merespons kebutuhan orang lain, karena pada dasarnya, kemanusiaan terjalin dalam hubungan antar individu. Dalam pandangannya, aksi sosial yang dilakukan mahasiswa STIE Karya Ruteng mencerminkan kesadaran mereka akan penderitaan orang lain sebagai bagian dari tanggung jawab kolektif yang lebih besar. Mereka menyadari bahwa kesulitan yang dialami oleh masyarakat Flores Timur adalah penderitaan yang harus dihadapi bersama. Dengan kata lain, mereka tidak hanya melihat orang yang terdampak sebagai "orang lain", tetapi sebagai "sesama" yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa STIE Karya Ruteng bisa dibedakan menjadi beberapa bentuk, seperti penggalangan dana, pengiriman bantuan pangan dan pakaian. Sampai saat ini telah terkumpul uang sejumlah Rp. 11.216.000 dan sejumlah pakaian layak pakai. Semua tindakan ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar pemberian materi. Mereka memberi karena mereka merasa terhubung secara emosional dan moral dengan mereka yang membutuhkan. Dalam hal ini, aksi tersebut juga mengandung unsur solidaritas yang dalam banyak filsafat sosial, seperti yang ditekankan oleh Jean-Paul Sartre, adalah sebuah tindakan yang memungkinkan individu untuk mengatasi kesendirian dan keterasingan dalam masyarakat. Solidaritas yang ditunjukkan mahasiswa ini menjadi bentuk nyata dari kehendak bebas mereka untuk memilih untuk hidup bersama dan saling mendukung, bukan hanya berdiri di atas penderitaan orang lain.

Sikap mahasiswa STIE Karya Ruteng ini juga sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep "kesetaraan" dalam filsafat sosial. Menurut John Rawls dalam teori keadilan sosialnya, masyarakat yang adil adalah masyarakat yang tidak hanya mengutamakan kesejahteraan individu, tetapi juga memperhatikan mereka yang paling rentan. Di sini, mahasiswa STIE Karya Ruteng menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli dengan kemajuan akademis atau karir pribadi mereka, tetapi juga peduli terhadap keadilan sosial. Dalam perspektif ini, membantu mereka yang terdampak erupsi adalah upaya untuk menciptakan keadilan, dengan memberikan perhatian lebih kepada mereka yang membutuhkan, yang pada saat itu mungkin tidak memiliki sumber daya atau dukungan yang cukup.

Melalui aksi sosial kemanusiaan ini, mahasiswa STIE Karya Ruteng juga menegaskan bahwa mereka adalah bagian dari komunitas yang lebih besar. Mereka tidak hanya terfokus pada diri mereka sendiri, tetapi pada kebutuhan kolektif masyarakat, yang menggambarkan konsep sikap altruisme—kepedulian yang tulus terhadap kesejahteraan orang lain. Tindakan ini juga dapat dipahami dalam konteks pemikiran Martin Buber mengenai hubungan "Aku dan Engkau", di mana Buber menekankan pentingnya melihat orang lain sebagai individu yang memiliki nilai dan martabat yang sama. Melalui aksi sosial ini, mahasiswa STIE Karya Ruteng mengatasi jarak antara diri mereka dan masyarakat Flores Timur, menjadikan mereka bagian dari "engkau" yang tidak terpisahkan.

Aksi sosial yang dilakukan oleh mahasiswa STIE Karya Ruteng terhadap masyarakat Flores Timur yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki bukan hanya sekadar tindakan bantuan, tetapi juga merupakan manifestasi dari nilai-nilai kemanusiaan yang lebih dalam, seperti kasih, solidaritas, dan keadilan sosial. Dalam konteks filsafat, tindakan ini mencerminkan tanggung jawab moral untuk saling peduli dan berbagi, serta membangun relasi yang lebih humanis antar sesama. Melalui aksi ini, mahasiswa STIE Karya Ruteng menegaskan bahwa mereka tidak hanya melihat mereka yang terdampak sebagai objek bantuan, tetapi sebagai sesama yang harus diperjuangkan kesejahteraannya, sejalan dengan prinsip moral yang mengajarkan bahwa "mereka adalah sesamaku".

 

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Artikel Terkait

Kirenius C.C Watang, S.T.,M.M

- Ketua -

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Karya hadir dalam rangka memberikan ruang bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan kehidupan yang layak....

Berlangganan
Banner